Rabu, 08 Desember 2010

BALI

Ngomongin Bali tentu sudah sangat familiar ya.
Penulis sempat mengabadikan beberapa lokasi .
Sunrise Sanur

Pura Uluwatu
Ini lokasi yang cukup jauh. Sejauh 10 km dari Nusa Dua dengan jalanan menanjak. Pura berada di puncak bukit karang dan disekitar lokasi banyak berkeliaran monyet. Nah, hati-hati dengan barang bawaan.
Pada saat penulis kesana, sedang ada persiapan upacara di pura.Gotong royong warga terlihat jelas .


Habis jalan-jalan, laper ya..makan yuk..
Buat yang tidak mengkonsumsi daging babi, tanyakan dulu detil masakannya.

Sayur ares
Jantung pisang dimasak sudah biasa, nah ini adalah sayur batang pisang (gedebog) yang muda tentunya..
Rumah makan yang saya kunjungi ini menggunakan kuah daging babi untuk sayur ares ini. Rasa irisan batang pisangnya krenyes-krenyes.
Lawar
Ada lawar ayam, lawar nangka dan lain-lain. Sayur lawar artinya bahannya disuwir kecil-kecil. Dibumbu mirip urap tetapi dengan sedikit rasa manis . Ditemani nasi putih hangat saja sudah enak oey...

SULAWESI UTARA

Dari atas pesawat pulau Sulawesi terlihat sebagai daratan yang sangatlah luas dengan berbukit-bukit hijau. Mendekati bandara Sam Ratulangi terlihat jajaran pohon kelapa yang melambai-lambai.

Manado
Lega rasanya setelah menjejakkan kaki di Bumi Nyiur Melambai. Kota yang cukup bersih dan berada di tepi laut. Pada siang hari cukup panas dan relatif sejuk pada malam hari.Dari bandara menuju kota Manado bisa menggunakan taksi atau bus Trans Kawanua yang berwarna kuning. Hasil  utama pertanian dari kelapa dan cengkeh.
Lihat yuk kotanya.
1. Transportasi
Ada yang unik lho dari transportasinya. Mobil di Manado berplat DB.
Trans Kawanua salah satunya. Model dari busway dengan warna kuning. Hanya kurang laku di Manado. Orang lebih suka naik angkot carry berwarna biru yang disebut juga mikro. Kenapa ya?
Dari penginapan di Malalayang ke Boulevard saya mencoba naik mikro. Sekitar 10 menit membayar Rp 2.000,00 saja. Wah, mikronya wangi, bersih dan full musik yang enak didengar. Ini tho...yang bikin orang Manado lebih suka naik mikro.Memang nyaman.
Ada juga bendi disini walaupun tak banyak. Asyik juga kayaknya keliling kota naik bendi..tak tik tuk tik tak tik tuk....
2. Wisata alam
Paling mengasyikkan tentunya taman laut Bunaken. Dari Boulevard ada speedboat menuju kesana. Sistem carter. Sayang penulis tidak sempat buat menikmatinya.
3. Wisata kuliner
Sewaktu di bandara, saya makan nasi kuning Manado. Nih dia..
Dibungkus dengan daun woka dan dilipat berbentuk segitiga dengan gagang sebagai pegangan. Daun woka berwarna kuning seperti janur tetapi bergandengan membentuk kipas. Menurut saya mirip daun lontar.
Rasanya mirip nasi kuning Jawa, bedanya kalau Jawa pakai santan sehingga lebih gurih. Dengan isian suwiran ikan cakalang asap(skip-jack tuna), kering kentang manis, telor balado, kentang masak kecap bersama daging sapi dan sambal cabe. Wah mantap isinya. Harga yang harus saya bayar Rp 15.000,00. Biaya hidup di Manado hampir mirip Jakarta.

Buat oleh-oleh , ada bagea kenari , bagea kacang dan variannya yang terbuat dari sagu. Ada juga halua kacang, halua kenari, halua mente dan variannya yang mirip dengan peyek berkaramel.Lengket-lengket di gigi tapi manisnya menggoda. Abon ikan cakalang dan tuna boleh jadi oleh-oleh yang sangat ditunggu.

Tempat makan dan bisnis pusatnya di BOB (Boulevard on Business) atau dikenal sebagai Boulevard. Terletak dipinggir pantai. Kiri kanan jalan adalah pusat bisnis. Mall Manado Town Square (Mantos) ada disini. Dibelakangnya, tepat dibibir pantai anda bisa menemukan tempat makan yang romantis diwaktu malam.
Saya sarankan anda mencoba resto yang berada diatas pantai. Semilir udara laut dengan speedboat yang antara lain bisa ke Bunaken, ditambat di pelabuhan jadi pemandangan menarik. Hanya ditemani cahaya lilin dan lampu disko yang menerangi sesekali. Hm..apalagi kalau dinner dengan pasangan anda,...akan jadi dinner yang sangat romantis.

Tomohon
Dari Manado naik mobil satu jam melewati jalan yang berkelok-kelok mirip di Puncak. Dengan pemandangan kota Manado di bawahnya. Yang jelas alamnya masih sangat asri.
Di pertengahan jalan di sisi kiri anda bisa menemukan rumah makan all you can eat yang selalu ramai dikunjungi . Dengan hanya Rp 20.000,00 saja anda bisa makan sepuasnya, syaratnya tentu saja tidak boleh dibungkus ya...
Aneka masakan Minahasa yang boleh dibilang ekstrim pun ada disini.
Sesampai dikota Tomohon, ahh sejuk sekali. Di kota inilah festival bunga diadakan. Dan memang bunga-bunga tumbuh cantik disini.
Mau naik bendi , ada banyak disini.
Rumah panggung dari kayu berukir cantik banyak ditemui di kiri kanan jalan.
Di kota kecil ini ada rumah makan yang terkenal dengan rusuk bakarnya.
Di rumah makan ini ada aneka masakan dari daging babi.
 Jadi buat anda yang tidak makan daging babi, lebih baik anda tanyakan setiap makanannya , karena hampir semua jenis makanan menggunakan daging babi. Atau kalau mau aman, carilah rumah makan muslim. Ada kok di beberapa tempat dan mereka mencantumkan tulisan rumah makan muslim.Ini berlaku juga di Manado.
1. Sayur pangi

Dari daun pangi yang diiris tipis-tipis ditambah daging babi dan dimasak dalam bulu (bambu).
Rasa sayurnya agak kering kriuk-kriuk...Baru kali ini makan sayur kriuk-kriuk.





2. Sayur jantung pisang
Jantung pisang memang dimanfaatkan dimana-mana ya...Disini pun dimasak dengan daging babi. Rasanya agak berminyak dan lembut.
3. Rusuk babi bakar
Nah ini masternya...dibakar pakai mentega jadi tidak kering. Empuk, tidak berlemak dan mudah dilepas dari tulangnya. Pantas terkenal..emang enak.
4. Ragey Kawangkonan
Ini juga istimewa. Ragey artinya sate. Daging dan kulit babi yang dibakar tanpa mentega. Hasilnya kering dan kriuk-kriuk...terutama kulitnya rasanya sudah tidak berlemak.Apalagi dinikmati hangat-hangat.
Sebagai gambaran, satu tusuknya seharga Rp 5.000,00.

Tondano.

Dari Tomohon jalan agak menurun ke Tondano selama setengah jam. Hawanya sangat dingin dan basah. Diperempatan besar ketika hendak masuk kota, ada pemandian air panas alami.
Lurus beberapa ratus meter kemudian ada pertigaan dengan monumen ditengahnya.
Bila ke pusat kota ke kiri dan ke kanan anda bisa mengunjungi danau Tondano. Danau yang cukup luas dan dikelilingi bukit. Ikan gurami, nike (ikannya kecil-kecil ), gabus banyak didapat didanau ini. dan ikan ini bisa anda beli di pasar Tondano di pusat kota.Sampai sore pun masih buka.
Ada beberapa rumah makan besar dari bambu diatas danau tsb. Karamba ikan dan ikan-ikan kecil yng bersembunyi dibawah enceng gondok sangat menarik untuk dinikmati.
Waktu itu saya bercengkerama sampai jam 5 sore. Udara dingin , basah dan berat. Semakin malam semakin berat. Mungkin karena uap air dari danau besar tersebut.
Tapi keindahan danaunya tidak akan mudah anda lupakan.

Jumat, 22 Oktober 2010

KOTA TAREMPA PULAU SIANTAN KEPULAUAN ANAMBAS

Perjalanan kali ini ke kota Tarempa di pulau Siantan kabupaten Anambas propinsi Kepulauan Riau.
Jejak perjalanan dimulai dari Bandara Hang Nadim Batam.
Dari Hang Nadim naik taksi Rp 65.000,-  ke pelabuhan Punggur. Dari sini ada ferri yang hampir setiap jam menuju Tanjung Pinang. Dengan tarif Rp 30.000,- s/d 40.000,- menentukan waktu tempuhnya. Dengan harga termahal, waktu tempuh selama satu jam sudah sampai di pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjung Pinang.
( Kalau mau lebih cepat, dari Jakarta - Tanjung Pinang ada penerbangan yang langsung ke bandara Tanjung Pinang .)

TANJUNG PINANG
Tanjung Pinang, ibukota propinsi Kepulauan Riau tsb berbukit naik turun.
Tengok yuk beberapa wisata alamnya .
1. Pantai Trikora

Adalah pantai yang sangat panjang dan berpasir putih abu-abu yang sangat lembut sekali. Sepanjang pantai dihiasi batu-batu besar , bila berdiri diatasnya seakan sedang menantang lautan.
Bagi yang suka kayak, tersedia pula persewaan di pantai. Main air saja pun tak kalah serunya karena pantainya landai. Lelah menikmati pantai, minum air kelapa muda bisa jadi penutup yang menyegarkan.
Di beberapa sudut pantai banyak terdapat kelong tarik atau bagan yang bisa  berpindah tempat. Bila malam tiba, dari kejauhan kelong berkelap kelip oleh hiasan lampu petromak.
Siang dan malam sama indahnya.
2. Melayu Square
Berada di kota Tanjung Pinang, tepat di bibir laut.  Ada banyak tempat makan dan arena bermain untuk keluarga. Di waktu malam, sambil menikmati hembusan air laut, kelap-kelip dari pulau-pulau di sekitarnya sangat mempesona. Apalagi ditemani secangkir bandrek yang banyak dijumpai di lokasi.
3. Sadap
Tidak jauh dari Melayu Square terdapat tempat yang cukup tinggi , dikenal sebagai Sadap. Ada resto bernama Sadap di situ.Tidak jelas dari mana asal namanya ...restonya dulu apa nama lokasi dulu.
Sadap adalah salah satu lokasi yang cukup tinggi di kota Tanjung Pinang, mobilpun bisa melintas . Menikmati Batam dan sekitarnya bisa terlihat jelas dari Sadap.

Mengunjungi suatu daerah , tidak lengkap pula bila tidak berwisata kuliner. Yuk...
Salah satu tempat yang cukup lengkap ada di Pasar Akau yang terletak di jalan Potong Lembu. Sederetan penjual makanan khas ada di sepanjang ruas jalan itu. Icip-icip ah...
1. Teh tarik
Teh berbuih dengan rasa sedikit sepet  dan ada pula rasa susunya. Sangat mantap dinikmati di waktu dingin.
Ngomong-ngomong soal teh....di daerah Melayu , turunan teh memiliki nama yang berbeda dengan nama di daerah Jawa.
Bila ingin teh tawar, anda perlu memesan teh kosong (bukan berarti tehnya lagi kosong atawa habis...). Teh manis katakan teh O. Es teh manis ucapkan teh obeng.
2. Nasi lemak
Rasa-rasanya mirip nasi uduk. Nasi gurih dengan tambahan sambal agak manis, kering tempe, ikan teri, sambal goreng kentang , telur rebus separuh dan potongan timun. Hampir sama khan?
3. Sup ikan
Rasanya segar, bumbunya tidak tajam tetapi tidak amis. Potongan ikannya lembut dengan tomat dan sayur segar seperti selada. Hangat dan nikmat di tenggorokan.

Dari Tanjung Pinang perjalanan dilanjutkan ke Tarempa di pulau Siantan.

PULAU SIANTAN
Dari pelabuhan Kijang di Tanjung Pinang , menggunakan jasa KM PELNI Bukit Raya ke kota Tarempa di pulau Siantan. Kapal ini menjelajahi Surabaya-Jakarta-Tanjung Pinang-Jemaja-Siantan -Natuna-Banjarmasin-Surabaya dan sebaliknya. Tiket kelas ekonomi seharga Rp 130.000.,-. Bila beruntung bisa mendapatkan kelas I dan II dengan harga tiket Rp 300.000,- sampai Rp 500.000,-.
Karena kapal ini  ada seminggu atau dua minggu sekali, sehingga dapat dipastikan selalu penuh. Perjalanan ini akan memerlukan waktu 18 jam untuk sampai di kota Tarempa, pulau Siantan.
( Alternatif lain menggunakan kapal perintis yang lebih kecil dari KM PELNI)
( Mulai pertengahan Oktober ini ada ferri VOC Batavia yang beroperasi 2 kali seminggu dengan rute Tanjung Pinang-Jemaja-Siantan dan sebaliknya. Tiket seharga Rp 300.000,-  waktu tempuh 9 jam.
Tanjung Pinang - Siantan pada Selasa, Kamis dan Siantan-Tanjung Pinang pada Rabu ,Jumat . Tentunya ini mempermudah akses ke kepulauan Anambas )

Pukul 09.00 peluit kapal pun berbunyi.
Ombak sangat bersahabat, angin pagi berhembus lembut. Jajaran pulau-pulau hijau baik yang berpenghuni maupun tanpa penghuni menjadi pemandangan sepanjang pagi itu. Indahnya negara kepulauan.


Ketika siang menjelang, kapal sudah berada di laut lepas ,Laut China Selatan. Tidak ada lagi jajaran pulau-pulau.
Sore hari, wow....senja di Laut China Selatan menjadi pemandangan yang sayang untuk di lewatkan, langit semburat merah di cakrawala.


Berada di laut lepas Laut China Selatan, komunikasi masih bisa berjalan dengan dunia luar. Karena kapal ini merupakan BTS Telkomsel. Jadi buat yang sibuk, bisnis masih bisa jalan.
Kapal singgah  tanpa sandar di pelabuhan Lethung pulau Jemaja pukul 01.00 hari berikutnya. Dan akhirnya bersandar di pelabuhan Tarempa pulau Siantan pukul 03.00.

Kota Tarempa pulau Siantan ini merupakan kota kabupaten dari kepulauan Anambas propinsi kepulauan Riau. Merupakan pemekaran dari kepulauan Natuna dan baru diresmikan tahun 2009.
Berada pada koordinat N.03,21655   E.106,21969
Seperti kebanyakan pulau-pulau di kepulauan Anambas, berupa pulau kecil berbukit batu di tengahnya. Namun jangan salah, mungkin karena lapisan tanahnya juga tebal, tanaman kelapa tumbuh subur disini. Hanya sayang saja belum dimanfaatkan secara maksimal. Anda bisa menemukan buah kelapa berjatuhan tanpa ada yang memanfaatkan.
Pemukiman ada di pinggir pantai.Panjang kota bila ditarik garis lurus hanya sekitar 2 km. Karena jalannya tidak lebar, maka hanya  beberapa mobil yang memang diperlukan yang ada.
Masyarakat pulau itu sebagian besar  nelayan dan ada pula profesi menambang pasir.
Biaya hidup.....hampir dua kali lipat biaya hidup di Jakarta.

Sekarang wisata kuliner yuk...
1. Kopi
Seperti di Tanjung Pinang, disinipun banyak kedai kopi/ kopi tiam. Penduduk senang sekali berlama-lama berkumpul di kedai kopi sambil menikmati penganan kecil. Secangkir kopi kecil (sekali) harganya Rp 4.000,-. Rasa pahit sedikit manis dan kental namun pas perpaduannya. Dan sepertinya ada krimer, tapi rasanya bukan, ada tambahan lain yang membuat rasanya berbeda.
2. Krupuk atom
Krupuk berbentuk tabung kecil pendek dan ada pula yang agak panjang. Rasanya seperti krupuk ikan tongkol lainnya, hanya saja rasa ikannya begitu tajam ,gurih dan renyah.
 3. Ikan laut
Yang murah disini memang  ikan laut dan teman-temannya ....enak , murah dan manis segar....

Yang lebih seru lagi, wisata alamnya......
Air lautnya bening sekali. Melongok di pinggir pantaipun sudah terlihat ikan beraneka ukuran cantik berwarna -warni. Ada beberapa lokasi pantai yang bagus sekali.  Sepanjang pantai dihiasi batu-batu besar dan berukir-ukir cantik. Takjub melihatnya, siapa yang mengukir batu sebesar itu dan seindah itu? Alam punya jawaban sendiri.
Spot untuk snorkling pun banyak. Di pinggir pantaipun sudah bisa menikmati keindahan karang dan ikan-ikan cantik yang berlenggak lenggok. Hanya sayang , lumayan banyak bulu babi di pantai.
Ikan sangat melimpah di kepulauan ini. Penjualannya pun sangat mudah karena lokasinya yang berbatasan dengan Malaysia dan Singapura.
Diwaktu senja sangat romantis duduk-duduk di pinggir pantai. Menikmati hembusan hawa segar pantai dan melihat burung pulang ke sarang di punggung bukit. Elang pun masih  melayang-layang dan dengan gerakan sangat cepat menukik tajam menyambar ikan.

Ingat lagunya Koes Plus...??
Bukan lautan hanya kolam susu......
Benar, seperti itulah kekayaan negeri Indonesia.

PULAU PENJALIN 
Dari Tarempa mengunakan speedboat memerlukan waktu satu jam menuju pulau Penjalin. Pulau tak berpenghuni ini  masuk kabupaten kepulauan Anambas dengan koordinat  N.03,38566  E.106,21969.
Wow..itu kata pertama yang keluar sewaktu speedboat menepi. Pantai yang landai, warna air laut bergradasi, dihiasi batu-batu besar di beberapa sudut dan berpasir putih lembut dengan hutan pulau yang masih perawan.
Sayang kamera yang kami bawa rusak di fokusnya sejak di Tanjung Pinang. Terpaksa dengan kamera handphone 2 Megapixel pun sudah cukup puas bisa mengabadikan keindahan pulau ini.
Lebih takjub lagi ketika mulai berenang di pantai. Pantai yang bersih tanpa satupun  bulu babi dipantai yang landai. Snorkling dipantaipun sudah cukup mengasyikkan. Bagi yang penasaran bisa mengarungi yang lebih dalam. Dan spot-spot menarikpun sangat banyak tanpa harus jauh ke tengah lautan.
Lelah berenang dan bermain air, berangin-angin di pantai sambil membakar ikan dan kerang segar pun menjadi sangat istimewa. Cukup dibumbui air laut saja...manis, enak banget..sumpah!

Tak terasa sore pun menjelang, saatnya  kembali pulang. Sayonara................